Gara-Gara Nonton Bokep ini terjadi saat aku sedang membersihkan kamar kakakku. Aku menemukan sebuah video dewasa. Saat kutonton video dewasa tersebut ternyata permainan seks nya sangat seru dan sangat menggairahkan. Tadinya Aku bermaksud mengembalikan DVD tersebut ke tempatnya, namun mumpung sendirian Aku memutuskan untuk menonton film tersebut. Jujur aja Aku baru sekali ini nonton blue film.
Begitu Aku memutar film tersebut di layar TV terpampang sepasang bule yang sedang saling mencumbu. Pertama mereka saling berciuman, kemudian satu persatu pakaian yang melekat mereka lepas. Si lelaki mulai menciumi leher perempuannya, kemudian turun ke buah dada. Si perempuan terlihat menggeliat menahan nafsu yang membara. Sewaktu kemudian si lelaki mejilati kemaluannya
terutama di bagian klitorisnya.
terutama di bagian klitorisnya.
Si perempuan merintih-rintih keenakan. Selanjutnya gantian si perempuan yang mengulum kemaluan si lelaki yang sudah ereksi. Setelah beberapa waktu sepertinya mereka tak tahan lagi, lalu si lelaki memasukkan kemaluannya ke kemaluan perempuan bule tadi dan langsung disodok-sodokin dengan gencar. Sejurus kemudian mereka berdua orgasme. Si lelaki langsung mencabut rudalnya dari kemaluan kemudian mengocoknya di depan wajah perempuannya sampai keluar air maninya yang banyak banget, si perempuan terlihat menyambutnya dengan penuh gairah. Aku sendiri selama menonton tanpa sadar bajuku sudah nggak karuan. Kaos Aku angkat sampai diatas buah dada, kemudian brAku yang kebetulan pengaitnya di depan Aku lepas.
Kuelus-elus sendiri buah dadaku sambil sesekali kuremas, uhh.. enak banget. Apalagi kalo kena putingnya woww!!Celana pendekku Aku pelorotin sampe dengkul, lalu tanganku masuk ke balik celana dalam dan langsung menggosok-gosok klitorisku. Sensasinya luar biasa!!Makin lama Aku semakin gencar melAkukan masturbasi, rintihanku semakin keras. Tanganku semakin cepat menggosok klitoris sementara yang satunya sibuk emremas-remas toketku sendiri. Dan,
“Oohh.. oohh..”Aku mencapai orgasme yang luar biasa.
Aku tergeletak lemas di karpet. Tiba-tiba, bel pintu berbunyi. Tentu saja Aku gelagapan benerin pakaianku yang terbuka disana-sini. Abis itu Aku matiin DVD player tanpa ngeluarin discnya.
“Gawat!” pikirku.
“Siapa ya? Jangan-jangan pa-ma! Ngapain mereka balik lagi?” Buru-buru Aku buka pintu, ternyata di depan pintu berdiri seorang lelaki keren. Rupanya Mas Heri pacar Mbak Sarah dari Bandung.
“Halo Silvia sayang, Mbak Sarahnya ada?”
“Wah baru tadi pagi ke Jakarta. Emang nggak telpon Mas Heri dulu?”
“Waduh nggak tuh. Gimana nih mau ngasi surprise malah kaget sendiri.”
“Telpon aja HP-nya Mas, kali aja mau balik” usulku sekenanya.Padahal Aku berharap sebaliknya, soalnya terus terang Aku diem-diem Aku juga naksir Mas Heri. Mas Heri menyetujui usulku.
Ternyata Mbak Sarah cuman ngomong supaya nginep dulu, besok baru balik ke Bandung, sekalian ketemu disana. Hura! Hatiku bersorak, berarti ada kesempatan nih. Aku mempersilakan Mas Heri mandi. Setelah mandi kami makan malam bareng. Aku perhatiin tampang dan bodi Mas Heri yang keren, kubayangkan Mas Heri sedang telanjang sambil memperlihatkan “tongkat kastinya”.
Tidak sulit untuk ngebayangin karena Aku kan pernah ngintip Mas Heri ama Mbak Sarah lagi ml. Rasanya Aku pengen banget ngerasain kemaluan masuk ke kemaluanku, abis keliatannya enak banget tuh.
“Ada apa Silvia, Kok ngelamun, mikirin pacar ya?” tanyanya tiba-tiba.
“Ah, enggak Mas, Silvia bobo dulu ya ngantuk nih!” ujarku salting.
“Mas Heri nonton TV aja nggak papa kan?”
“Nggak papa kok, kalo ngantuk tidur aja duluan!”Aku beranjak masuk kamar.
Setelah menutup kintu kamar Aku bercermin. Bajuku juga kulepas semua. Wajahku cantik manis, kulitku sawo matang tapi bersih dan mulus. Tinggi 165 cm. Badanku sintal dan kencang karena Aku rajin senam dan berenang, apalagi ditunjang toketku yang 36B membuatku terlihat sexy. Rambut kemaluanku tumbuh lebat menghiasi kemaluanku yang indah.
Aku tersenyum sendiri kemudian memakai kaos yang longgar dan tipis sehingga meninjolkan kedua puting susuku, bahkan rambut kemaluanku terlihat menerawang. Aku merebahkan diriku di atas kasur dan mencoba memejamkan mata, tapi entah kenapa Aku susah sekali tidur. Sampai kemudian Aku mendengar suara rintihan dari ruang tengah. Aneh! Suara siapa malam-malam begini? Astaga! Aku baru inget, itu pasti suara dari DVD dewasa yang lupa Aku keluarin tadi, apa Mas Heri menyetelnya? Penasaran, Akupun bangkit kemudian perlahan-lahan keluar.Sesampainya di ruang tengah, deg!! Aku melihat pemandangan yang mendebarkan, Mas Heri di depan TV sedang menonton dewasa sambil ngeluarin kemaluannya dan mengelusnya sendiri.
Wah.. gagangnya terlihat kekar banget. Aku berpura-pura batuk kemudian dengan tampang seolah-olah mengantuk Aku mendekati Mas Heri. Mas Heri terlihat kaget mendengar batukku lalu cepat-cepat memasukkan kemaluannya ke dalam kolornya lagi, tapi kolornya nggak bisa menyembunyikan tonjolan tongkatnya itu.
“Eh,Silvia anu, eh belum tidur ya?”Mas Heri terlihat salting, kemudian dia hendak mematikan DVD player.
”Iya nih Mas, gerah eh nggak usah dimatiin, nonton berdua aja yuk!” ujarku sambil menggeliat sehingga menonjolkan pepaya bangkokku.
“Oh iya deh.”Kamipun lalu duduk di karpet sambil menonton. Aku mengambil posisi bersila sehingga kemaluanku mengintip keluar dengan indahnya.
“Mas, gimana sih rasanya ngeseks?” tanyAku tiba-tiba.
“Eh kok tau-tau nanya gitu sih?” Mas Heri agak kaget mendengar pertanyaanku, soalnya waktu itu matanya asyik mencuri pandang ke arah selakanganku.
Aku semakin memanaskan aksiku, sengaja kakiku kubuka lebih lebar sehingga kemaluanku semakin terlihat jelas.
“Alaa nggak usah gitu! Aku kan pernah ngintip Mas sama Mbak Sarah lagi gituan.. nggak papa kok, rahasia terjaga!”
“Oya? He he he yaa.. enak sih.” Mas Heri tersipu mendengar ledekanku.Akupun melanjutkan,
“Mas, kemaluanku sama punya Mbak Sarah lebih indah mana?” tanyAku sambil mengangkat kaosku dan mengangkangkan kakiku lebar-lebar so kemaluanku pun terpampang jelas.
“Ehh glek bagusan punyamu.”
“Terus kalo toketnya montokan mana?” kali ini Aku mencopot kaosku sehingga buah dada dan badanku yang montok itu telanjang tanpa sehelai benang yang menutupi.
“Aaanu.. lebih montok dan kencengan buah dadamu!” Mas Heri terlihat melotot menyaksikan bodiku yang sexy. Hal itu malah membuat Aku semakin terangsang.
“Sekarang giliran Aku liat punya Mas Heri!”Karena sudah sangat bernafsu Aku menerkam Mas Heri. Kucopoti seluruh pakaiannya sehingga dia bugil. Aku terpesona melihat badan bugil Mas Heri dari dekat. Badannya agak langsing tapi sexy. kemaluannya sudah mengacung tegar membuat jantungku berdebar cepat. Entah kenapa, kalo dulu ngebayangin bentuk burung lelaki aja rasanya jijik tapi ternyata sekarang malah membuat darahku berdesir.
“Wah gede banget! Aku isep ya Mas!”Tanpa menunggu persetujuannya Aku langsung mengocok, menjilat dan mengulum gagang kemaluannya yang gede dan panjang itu seperti yang Aku tonton di BF.
“Slurp Slurp Slurpmmh! Slurp Slurp Slurp mmh.”Ternyata nikmat sekali mengisap kemaluan. Aku jepit kemaluannya dengan kedua susuku kemudian Aku gosok-gosokin, hmm nikmat banget! Mas Heri akhirnya tak kuat menahan nafsu. Didorongnya badan sintalku hingga terlentang lalu diterkamnya Aku dengan ciuman-ciuman ganasnya. Tangannya tidak tinggal diam ikut bekerja meremas-remas kelapa gadingku.
“Ahh mmh.. yesh uuh.. enak mas” Aku benar-benar merasakan sensasi luar biasa. Sewaktu kemudian mulutnya menjilati kedua putingku sambil sesekali diisap dengan kuat.“Auwh geli nikmat aah ouw!”Aku menggelinjang kegelian tapi tanganku justru menekan-nekan kepalanya agar lebih kuat lagi mengisap pentilku. Sejurus kemudian lidahnya turun ke kemaluanku. Tangannya menyibakkan rambut kemaluanku yang rimbun
itu lalu membuka kemaluanku lebar-lebar sehingga klitorisku menonjol keluar kemudian dijilatinya dengan rakus sambil sesekali menggigit kecil atau dihisap dengan kuat.
itu lalu membuka kemaluanku lebar-lebar sehingga klitorisku menonjol keluar kemudian dijilatinya dengan rakus sambil sesekali menggigit kecil atau dihisap dengan kuat.
“Yesh.. uuhh.. enak mas.. terus!” jeritku.
“Slurp Slurp, kemaluanmu gurih banget Silvia mmh”.Mas Heri terus menjilati kemaluanku sampai akhirnya Aku tidak tahan lagi.
“Mas.. ayo.. masukin kemaluanmu.. Aku nggak tahan..” Mas Heri lalu mengambil posisi 1/2 duduk, diacungkannya kemaluannya dengan gagah ke arah lubang kemaluanku. Aku mengangkangkan kakiku lebar-lebar siap menerima serangan rudalnya. Pelan-pelan dimasukkannya gagang rudal itu ke dalam kemaluanku.
“Aauw sakit Mas pelan-pelan akh..” Walaupun sudah basah, tapi kemaluanku masih sangat sempit karena Aku masih perawan.
“Au..sakit..” Mas Heri terlihat merem menahan nikmat, tentu saja dibandingkan Mbak Sarah kemaluanku jauh lebih menggigit. Lalu dengan satu sentakan kuat sang rudal berhasil menancapkan diri di lubang kenikmatanku sampai menyentuh dasarnya.
“Au.. sakit..”Aku melonjakkan bokongku karena kesakitan. Kurasakan darah hangat mengalir di pahaku, persetan! Sudah kepalang tanggung, Aku ingin ngerasain nikmatnya bercinta. Sewaktu kemudian Mas Heri memompa bokongnya maju mundur.
“Jrebb! Jrebb! Jrubb! Crubb!”“Aakh! Aakh! Auw!”Aku menjerit-jerit kesakitan, tapi lama-lama rasa perih itu berubah menjadi nikmat yang luar
biasa. kemaluanku serasa dibongkar oleh tongkat kasti yang kekar itu.
biasa. kemaluanku serasa dibongkar oleh tongkat kasti yang kekar itu.
“Ooh.. lebih keras, lebih cepat”Jerit kesakitanku berubah menjadi jerit kenikmatan. Keringat kami bercucuran menambah semangat gelora birahi kami. Tapi Mas Heri malah mencabut kemaluannya dan tersenyum padAku. Aku jadi nggak sabar lalu bangkit dan mendorongnya hingga telentang. Kakiku kukangkangkan tepat di atas kemaluannya, dengan birahi yang memuncak kutancapkan gagang bazooka itu ke dalam kemaluanku,
“Jrebb.. Ooh..” Aku menjerit keenakan, lalu dengan semangat 45 Aku menaik turunkan bokongku sambil sesekali Aku goyangkan pinggulku.
“Ouwh.. enak banget kemaluanmu nggigit banget sayang.. kemaluanku serasa diperas”
“Uggh.. yes.. uuh.. auwww.. kemaluanmu juga hebaat, kemaluanku serasa dibor” Aku menghujamkan bokongku berkali-kali dengan irama sangat cepat. Aku merasa semakin melayang. Bagaikan kesetanan Aku menjerit-jerit seperti kesurupan. Akhirnya setelah setengah jam kami
bergumul, Aku merasa seluruh sel badanku berkumpul menjadi satu dan dan
bergumul, Aku merasa seluruh sel badanku berkumpul menjadi satu dan dan
“Aah mau orgasme Mas..”Aku memeluk erat-erat badan atletisnya sampai Mas Heri merasa sesak karena desakan susuku yang montok itu.
“Kamu sudah sayang? OK sekarang giliran Aku!” Aku mencabut kemaluanku lalu Mas Heri duduk di sofa sambil mememerkan ‘tiang listriknya’.
Aku bersimpuh dihadapannya dengan lututku sebagai tumpuan. Kuraih kemaluan besar itu, kukocok dengan lembut. Kujilati dengan sangat telaten. Makin lama makin cepat sambil sesekali Aku isap dengan kuat.
“Crupp.. slurp.. mmh..”
“Oh yes.. kocok yang kuat sayang!”Mas Heri mengerang-erang keenakan, tangannya meremas-remas rambutku dan kedua bola basket yang
menggantung di dadAku. Aku semakin bernafsu mengulum. Menjilati dan mengocok
kemaluannya.
menggantung di dadAku. Aku semakin bernafsu mengulum. Menjilati dan mengocok
kemaluannya.
“Crupp crupp slurp!”
“Ooh yes.. terus sayang yes.. Aku hampir keluar sayang!”Aku semakin bersemangat ngerjain kemaluan big
size itu. Makin lama makin cepat cepat Cepat, lalu tiba-tiba
size itu. Makin lama makin cepat cepat Cepat, lalu tiba-tiba
*Croot.. croot..*
Kemaluannya menyemburkan air mani banyak sekali sehingga membasahi rambut wajah, buah dada dan hampir seluruh badanku. Aku usap dan Aku jilati semua maninya sampai licin tak tersisa, lalu Aku isap kemaluannya dengan kuat supaya sisa maninya dapat kurasakan dan kutelan.Akhirnya kami berdua tergeletak lemas diatas karpet dengan badan bugil bersimbah keringat. Malam itu kami mengulanginya hingga 4 kali dan kemudian tidur berpelukan dengan badan telanjang. Sungguh pengalaman yang sangat mengesankan.
Demikianlah akhir Cerita Mesum Gara-Gara Nonton Bokep ini menjadikan Mas Heri sebagai bahan pelampiasan nafsuku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar